Waktu Berjalan Begitu Cepat, Sebuah Apresiasi Cinta untuk Orang Tua
Saat saya sedang bercengkerama, saya melihat senyuman yang membuat batin saya tertegun. Terbayang-bayang masa-masa indah bersama.
Masa tanpa beban untuk menuju kedewasaan, dewasa memang bukan beban, tetapi beranjak dewasa semakin banyak yang dipikirkan, bukan seperti saat kanak, hanya memikirkan main, belajar, main, belajar.
Semakin dewasa tanggung jawab semakin berat.
Tatapannya begitu sendu, tersimpan harapan besar pada putri sulungnya.
Terlihat kerutan halus di sudut matanya, senyum yang dulu semangat sekarang mulai layu.
Badan yang sanggup menopang beban bermain kuda-kudaan, sudah semakin renta, dan tidak sekekar dulu
Namun, hangat dan manisnya tidak pernah berubah, selalu sama, kasih dan sayangnya.
Ya, hal yang sangat menyayat bagi saya adalah melihat helaian rambut putih yang semakin banyak di kepala kedua orang tua, kerutan halus yang tak bisa ditangkal lagi oleh krim antipenuaan, tenaga dan kelincahannya tidak seperti dulu, ya saya semakin menua begitu pula kedua orang tua saya.
Itulah kenapa saya tidak pernah mengucapkan selamat ulang tahun, saya tidak suka terhalang oleh waktu yang terbatas.
Saat saya menyadari bahwa waktu, terlebih waktu kebersamaan sangatlah berharga, karena waktu kehidupan terbatas. Saya terus berusaha untuk tidak pernah menyianyiakannya.
Waktu yang terlalu cepat atau saya yang tidak menerima kenyataan bahwa waktu tidak pernah menunggu.
Sepertinya baru kemarin saya tamat SMA, tetapi sekarang sudah semester tiga.
Sepertinya baru kemarin adik saya masuk SMA, sekarang sudah mau kuliah.
Sepertinya baru kemarin adik saya belajar mengeja, tetapi sekarang sudah bisa membaca.
Sepertinya baru kemarin adik saya lahir, tetapi sekarang dia sudah fasih berbicara.
Yang cukup mengejutkan lagi, pertanyaan oleh lingkungan, seiring waktu ikut berubah.
Jika dulu hanya ditanya, mau masuk sekolah di mana?
Apa cita-citanya?
Mau jadi apa ?
Sekarang pertanyaannya adalah, kapan nikah?
Seolah tak sabar perputaran roda kehidupan, mengharap saya untuk segera menjadi orang tua.
Siklus kehidupan ini tidak pernah mau menunggu.
Luangkanlah waktu, walau sejenak, karena selama masih ada senyuman dari kedua orang tua untukmu, itulah salah satu sumber kebahagiaan.
Ya begitulah, cukup menjadi pengingat diri, waktu tidak pernah menunggu dan tidak mau peduli.
untuk Ayah&Mamak
Segenap cinta dan sayang kakak persembahkan.
Semoga Allah memberikan kebaikan, keridhoan, kasih sayang, panjang dan berkah umurnya, serta limpahan rahmat-Nya.
Get notifications from this blog
Halo! Terima kasih sudah membaca.