[PENGALAMAN] SELEKSI RATU BACA TINGKAT PROVINSI ACEH 2018
Setelah lama akhirnya saya bisa menuliskan bagaimana pengalaman saya ketika mengikuti seleksi “Ratu Baca Provinsi Aceh” hingga terpilih. Bisa dibilang “Ratu Baca” ini hampir sama dengan Duta Baca. Perbedaannya berada pada anggaran yang digunakan dalam operasionalnya yang mana Ratu Baca merupakan anggaran provinsi sedangkan Duta Baca adalah anggaran nasional. Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Aceh memiliki dua agenda yaitu Duta Baca Provinsi Aceh yang bersumber dari APBN dan juga Raja Ratu Baca Aceh yang bersumber dari APBA. Keduanya hampir sama, namun masa jabatan, pertanggungjawaban itu berbeda serta juga dari sumber dana nya itu berbeda, juga dari tupoksi tanggung jawabnya itu berbeda.
Syarat dan berkas yang harus dilengkapi |
Duta Baca itu langsung dari nasional dan masa kerjanya selama lima tahun berbeda dengan Ratu Baca yang hanya selama satu tahun. Terlihat jelas ya perbedaan Ratu Baca dan juga Duta Baca bedanya lagi kalau Duta Baca itu hanya satu orang sedangkan Ratu Baca itu punya pasangannya yaitu Raja Baca.
Oke kita
lanjut ke bagaimana mekanisme seleksi nya, ya!
Seleksi Ratu
Baca pada tahun 2018 ada tiga mekanisme seleksi yaitu seleksi berkas, seleksi
tulis atau pengetahuan kemudian yang terakhir seleksi wawancara dan presentasi
digabung.
Saya akan bahasa seleksi
tulisnya terlebih dahulu untuk seleksi tulis pada tahun 2018 yang banyak banget
drama yang mana saya mengumpulkannya itu tepat di hari H saat tes tulis
harusnya administrasi itu dikumpulkan sebelum hari H. Saya baru tahu infonya
diakhir jadi saya telepon narahubung dan
alhamdulillah bisa dikumpul pada saat ikut tes tulis.
Pada saat itu saya
baru tamat SMA masih belum kuliah, masih menunggu kuliah pada saat itu. Saya
ikut tepat sehari sebelum Pakarmaru Unsyiah atau semacam Ospek tapi lebih mirip
seminar informasi tentang kampus dibandingkan ospek yang kita bayangkan.
Seleksi tulis itu
pertanyaannya ada lima dan harus ditulis tangan menggunakan pulpen dan juga
ditulis dikertas double folio.
Oke disini saya minder
luar biasa bukan karena saya merasa kurang pengetahuan. Ya bisa dibilang juga
saya cukup kaget dengan soalnya karena lumayan menantang namun dengan tulis
tangan. Ditambah tulisan tangan saya bisa dibilang nggak bagus atau seperti
ceker ayam temen-temen saya sih bilangnya gitu.
Pertanyaannya itu ada
lima kalo seingat saya ya. Selain visi
misi juga resensi buku, kemudian pengetahuan dan juga berkaitan dengan literasi.
Saya menulis apa yang saya rasakan dan juga
keresahan saya serta dengan hal-hal yang menurut saya itu krusial. Saya menulis
kalau di visi misi ya tidak muluk-muluk paling ya apa yang bisa saya kerjakan
dan itu jelas yang kerjakan kemudian kalau untuk pengetahuan ya saya mengarang
menggunakan bahasa metafora seingat saya seperti itu.
Saya tidak menggunakan
bahasa yang sering ditulis di novel teenlit tapi saya lebih menggunakan bahasa
yang ditulis di novel sastra lama atau di puisi seperti itu nah pada saat
bagian resensi menurut saya ini adalah hal yang bisa menjadi penilaian penting
mungkin kalau kita lihat resensi itu seperti sederhana ya paling cuma kita
kayak ngereview buku simpel tapi padahal resensi nggak sesimpel itu.
Saya orang yang
lumayan detail jadi saya tulis resensi buku. Saat tes diwajibkan menulis dua
resensi buku. Buku yang satu buku fiksi
yang satu lagi juga buku fiksi namun itu adalah buku antologi saya dan
teman-teman pada saat ikut lomba dulu yang dibukukan. Tentu satu buku saya
sangat kuasai yaitu buku yang emang saya tulis di dalamnya dan satu lagi adalah
buku yang sangat melekat dan yang sangat saya kagumi saya tulis. Resensi
buku yang membuat saya terinspirasi menurut saya pada saat saya menulis
resensi saya menulisnya sesuai dengan yang pernah saya buat resensi yaitu
sesuai template dari resensi itu sendiri dan saya nulisnya detail .
Saat kita tes tulis
tuh kita tuh nggak boleh megang gawai nggak boleh searching dan sebagainya itu
nggak boleh nyontek dan saya nulis dengan sedikit lebih detail.
Mungkin tidak semua orang peduli tentang mengingat
siapa pengarangnya, siapa penerbitnya halamannya berapa, harganya berapa,
kemudian juga terbitnya tahun berapa, cetakan ke berapa, terbit di mana,
dan juga beberapa informasi detail yang tidak semua orang itu menyadari adanya.
Hal tersebut seperti
siapa editornya, saat itu karena memang buku itu baru selesai saya baca
juga saya nulisnya nggak terlalu banyak. Saya hanya butuh dua lembar double
folio dan itu sudah mencakup seluruh esai saya, memang ada beberapa peserta yang nulis sampai minta
tiga lembar double folio. Saya saat itu takjub luar biasa ya, sanggup dia
menulis panjang sekali, nulis dua lembar menggunakan tangan saja sudah lumayan
kewalahan dan ketika pengumuman Alhamdulillah lolos tahap ketiga.
Lolos tes tulis |
Selanjutnya masuk ke
tahap wawancara dan presentasi, ini sangat menegangkan dan saya sangat suka
dengan yang namanya presentasi serta wawancara bagi saya wawancara itu adalah
suatu tantangan baru dan presentasi itu adalah suatu ajang uji nyali pada saat
itu saya seperti sedang bertarung melawan apapun yang ada dan juga banyak hal saya juga sampai saat ini
belum terlalu tahu bagaimana wawancara yang benar-benar benar.
Saya lumayan menguasai
etika dalam wawancara seperti ketika duduk itu tidak boleh seperti ini seperti
itu, bagaimana bahasa yang digunakan, bagaimana
mimik wajah, bagaimana gestur tubuh.
Saya membaca hal-hal
tersebut pada saat saya SMA jadi lumayan paham dan wawancara itu adalah
permainan psikologis dan itu subjektif. Bagaimana kita bisa membawa pewawancara
menyukai kita, kita akan menang pada suatu kompetisi itu. Beberapa kali saya
membuktikan itu, dan berhasil. Walau ada juga gagalnya. Saat wawancara bahasa Inggris pertayaannya sama namun
bagaimana kita bisa membawa diri kita.
Disamping itu tentu
kemudian pengetahuan,gaya presentasi, etika, cara berinteraksi dengan orang
lain dan intinya bagaimana kita bersosialisasi serta penampilan menarik.
Menurut saya yang
masuk ke tahap wawancara semuanya menarik dan mungkin disini bisa dikatakan “adanya
prinsip jika penampilan kita lebih menarik maka lebih berpotensi” untuk menjadi
seorang duta memang harus penampilannya menarik.
Kita harus bertemu
dengan banyak orang, harus bekerja sama dengan pihak-pihak pejabat, ikut rapat, ikut
menemani saat ada agenda dinas. dan penampilan yang menarik itu memang dibutuhkan.
Tidak lupa juga dengan tata kelakuan dan
pikiran kita yang juga tak kalah menarik. Pertanyaan-pertanyaan pada saat wawancara
dan presentasi itu seperti:
1.
Perkenalkan diri
2.
Apa kegiatan sehari-hari
3.
Alasan mendaftar ikut ajang ini
4.
Dari mana tahu info ini
5.
Apa saja yang kamu tahu tentang kompetensi ini
6.
Apa yang akan kamu lakukan jika terpilih
7.
Bagaimana cara kamu berinteraksi dengan orang lain ataupun Bagaimana cara
kamu menyakinkan orang bahwa kamu bisa mengajak orang lain itu untuk gemar
membaca.
8.
Pertanyaan-pertanyaan berkembang dari jawaban kita dan itu dalam bahasa
Inggris.
Sebelum berperang
tentu latihan, sebelum lomba pasti melakukan riset terlebih dahulu.
Kira-kira mencari
informasi sebelumnya tentang, Raja Ratu Baca dari artikel-artikel dan
informasi-informasi melalui google. Kemudian saya juga mencari siapa-siapa saja
yang sesungguhnya pernah menjadi Raja dan Ratu Baca, kemudian mencari juga
bagaimana kriteria yang pernah terpilih, dan Hampir setiap pemilihan yaitu
kriterianya sama walaupun tiap individu itu berbeda dan unik tapi ada satu poin
yang membuat raja Ratu Baca itu sama yaitu dedikasi menurut saya unik. Bagaimanapun
dan juga dengan apa yang akan kita kerjakan ke depan. Saya beruntung sekali
karena sebelum saya wawancara dan presentasi saya membaca beberapa artikel yang
jawabannya itu ada di artikel tersebut seperti bagaimana cara yang sangat
efektif untuk menarik orang agar membaca dan di artikel tersebut mengatakan
hal-hal yang menurut saya itu logis dan bisa diterapkan tanpa harus memaksa
orang lain. Menurut saya itu bisa dilakukan dan sesudah melakukan, itu bisa
diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Untuk menarik lingkungan yang baik maka
kita sendiri harus baik untuk menciptakan lingkungan yang kondusif maka kita
sendiri harus menggerakkannya.
Setelah itu saya selesai wawancara dan juga presentasi saat itu saya menjadi finalis yang termuda dan itu membuat saya bangga dan bersyukur.
Daftar pemenang |
Sekarang saya bisa menjadi pemenang yang termuda juga. Padahal menurut banyak kandidat yang lain pantas dan cocok bahkan sudah lulus sarjana. Kuncinya menurut saya adalah jujur pada saat presentasi dan memberikan alsan yang logis kenapa tertarik. Kalau saya pribadi sangat tertarik pada dunia literasi karena memang literasi ini yang mengubah hidup saya. Saya bisa jauh lebih aktif, saya bisa ikut kompetisi nasional bisa kenal dengan penulis hebat karena dunia literasi. Mungkin itu saja yang dapat saya bagikan mengenai pengalaman saya ikut seleksi Ratu Baca Aceh 2018 dan saya sangat bersyukur pernah menjadi Ratu Baca Aceh 2018.
Saat menjabat saya benar-benar memiliki kesempatan untuk melakukan banyak hal luar biasa.
Saya benar-benar sangat mengapresiasi dan pada saat
itu saya menjadi seorang Ratu Baca bagi masyarakat Aceh selama setahun penuh
dan sangat berterima kasih kepada Dinas Perpustakaan Dan Kearsipan Aceh yang selalu memperlakukan kami secara
istimewa dan secara manusiawi dan selalu memberikan yang terbaik terhadap kami
dan selalu menghargai jerih payah yang kita lakukan.
Saya sangat bersyukur
bisa bergabung menjadi bagian dari Dinas Perpustakaan Dan Kearsipan Aceh karena
ketika saya bergabung di sini saya merasa banyak sekali pengalaman-pengalaman
baru dan banyak sekali hal-hal baru yang saya pelajari mulai dari bagaimana itu
birokrasi, bagaimana kegiatan kegiatan yang berkaitan dengan dinas, kita
menggunakan uang rakyat pada saat melakukan hal-hal ini maka kita harus
bertanggung jawab kepada rakyat.
Hadiah diberikan
kepada kami yang berupa umrah adalah hadiah yang diberikan oleh rakyat Aceh
jadi pada saat itu mengemban amanah yang luar biasa karena hadiahnya juga
sangat luar biasa, kami diberikan umroh dengan uang saku lagi Masya Allah
sekali dan saya sangat berterima kasih akan hal tersebut.
Semoga kedepannya Raja Ratu Baca Aceh bisa memberikan yang terbaik bagi masyarakat Aceh bisa memberikan hal-hal yang yang sekiranya menjadi inspirasi bagi masyarakat Aceh yang mana kita memberikan kehidupan literasi yang baru. Kita memberikan suasana literasi itu yang asik, yang nyambung dengan orang lain, yang tidak seolah membaca itu hanya untuk orang-orang yang pintar, karena membaca itu adalah milik semua orang. Membaca adalah hak seluruh manusia , membaca bukan hanya untuk kalangan-kalangan elit tapi membaca adalah waktu untuk kita semua mengetahui dan menjelajahi dunia
Get notifications from this blog
Halo! Terima kasih sudah membaca.