Berbincang Tentang Perselingkuhan
"Berpikir logis dan Melanjutkan hidup"
Anggap kita sedang berbicara dalam satu ruangan hanya ada Saya dan kamu saat ini, jadi kamu bisa tenang dan meluapkan emosi dengan bebas, oke?
Kamu boleh setuju atau tidak, itu terserah kamu. Yang pasti, kamu tetap berpikir logis dulu ya🤍
Kamu menangis? Itu wajar, karena kamu mengira dan menangisi seseorang yang kamu rasa pelabuhan terakhirmu. Orang yang akan menjadi orang terakhir di hidupmu, ternyata pergi meninggalkanmu.
Kamu tidak bersalah sama sekali karena menangisi hal itu, itu adalah hal yang sangat wajar, karena kamu saat ini sedang terluka, merasa kehilangan, dan patah hati.
Namun, coba deh kamu tarik nafas, kamu tenangkan diri dan kamu tanya pada diri kamu sendiri
Sebenarnya apa yang benar-benar telah hilang? Apa yang sesungguhnya hilang dan apa yang kamu tangisi?
Ya, tentu saya tahu mungkin itu berkaitan perasaan, tapi coba kamu pikir lagi kamu menangisi seseorang yang bahkan tidak bisa memegang ucapan dan janjinya.
Kamu kehilangan seseorang yang memberimu janji-janji palsu, berjanji tidak akan menyakitimu dan tidak akan mematahkan kamu (lagi)
Kamu kehilangan seseorang yang telah menunjukkan sejatinya sosoknya, ketidak setiaan dirinya.
Kamu kehilangan seseorang yang tidak pernah bersyukur dan tidak pernah merasa cukup dengan "satu orang" saja.
Kamu kehilangan seseorang yang selalu mengabaikan hal-hal kecil yang menurutmu berharga.
Kamu kehilangan seseorang yang tidak pernah peduli hal-hal yang membuatmu sakit hati.
Kamu kehilangan seseorang yang bahkan tidak tahu bagaimana cara membuatmu merasa dicintai.
Kamu kehilangan seseorang yang bahkan tidak pernah tahu seberapa keras kamu berjuang untuk menurunkan standarmu dan membersamainya.
Kamu kehilangan seseorang yang bahkan tidak bisa memuliakan kamu sebagaimana seorang manusia.
Oke saya minta maaf mungkin saya terlalu tergesa-gesa menuliskan, tapi sekali lagi saya tanyakan apa yang telah hilang dari kamu?
Apa yang benar-benar telah hilang itu sehingga kamu menangisinya berlarut-larut?
Hanya karena seseorang yang bahkan kamu tidak pernah tau "hatinya" untuk siapa.
Saya paham saat ini kamu sedang sakit hati, tapi coba kamu tanyakan lagi pada dirimu sendiri apa pantas kamu diperlakukan demikian?
Oke jadi tarik nafas dengan lega, hembuskan, dan tersenyum lah walau sulit. Percaya deh sama saya kalau kamu bisa melanjutkan hidupmu dengan bahagia, melanjutkan pendidikan kamu, karier kamu, kamu menjadi orang yang lebih baik dibandingkan sebelumnya, kamu menjadi unstoppable, dan kamu bisa menerapkan "afirmasi" yang pernah saya terapkan,
" Tidak mengejar, berjalan semestinya. Menjadi lebih baik, memiliki power yang kuat. Belajar dengan tekun, bekerja dengan giat, hidup dengan baik, dan bahagia. Hanya orang-orang baik yang bisa masuk dan menjadi bagian hidup saya"
Beberapa bulan ketika kamu telah benar-benar lupa pada dirinya, saya rasa ia akan kembali dan menyesali hal itu. Karena balasan terbaik bagi pengkhianatan adalah kesetiaan, yang tak akan dia dapatkan lagi.
Tapi untuk apa kamu menanti penyesalan dia? Kalau kamu bisa menjadi orang yang lebih baik dibandingkan sebelumnya, maka orang yang berkualitas akan mengisi hari-harimu.
Patah hati itu benar-benar hal yang "wajar"kok, kamu jangan terlalu berlarut-larut, dan merasa bahwa hidupmu telah berakhir.
Duniamu tetap harus berjalan, dunia tetap berputar seperti biasa, dan kamu harus memilih hidup, jangan berpikir mengakhiri hidup yaa. Tuhan sudah menyiapkan seseorang di sana, yang pantas, dan akan memperjuangkanmu.
-Rani🤍
Get notifications from this blog
Halo! Terima kasih sudah membaca.