Bijak Menjaga Privasi di Sosial Media
Hari ini saya mau cerita tentang publikasi di sosial media.
Mungkin ini bisa menjadi curcol ataupun hal singkat yang ingin saya bagikan kepada teman-teman semua.
Terkadang kebanyakan orang menilai kehidupan seseorang berdasar dari sosial medianya dan saya rasa itu itu tidak sepenuhnya benar. Saya sangat memahami dan yakin bahwa seseorang berada di sosial media ini punya purpose atau tujuan. Tujuannya bisa beragam entah itu tujuan baik atau tujuan tidak baik, ya itu bergantung kepada pengguna sosial medianya.
Di sosial media itu tidak akurat sama sekali untuk menilai keseluruhan hidup seseorang ataupun progres kehidupan seseorang. Seseorang membagikan sesuatu ke sosial media itu biasanya sudah melalui proses moderasi. Atau sudah dipilih-pilih dulu, biasanya.
Sesuatu yang dibagikan itu benar-benar sesuai dengan tujuannya dong. Terkadang saya berpikir bahwa tidak membagikan suatu progres kita yang besar kepada sosial media itu merupakan salah satu pilihan yang bijak. Hal ini terbukti, saya tidak membagikan progres saya yang besar ke sosial media, hasilnya jauh lebih baik.
Benar, ada kalanya kita harus membagikan hal yang kita lakukan kepada sosial media karena kita memiliki tanggung jawab untuk membagikan hal tersebut. Misalnya kita pernah melakukan open donasi secara publik, jadi memang bertanggung jawab secara publik untuk membagikan progresnya gitu. Sama halnya dengan kegiatan yang bisa membangun personal branding itu sangat baik untuk dibagikan di sosial media.
Namun, saya rasa saat ini orang-orang kerap kali membagikan kehidupan pribadinya atau hal-hal yang seharusnya tidak boleh dibagikan di sosial media, entah itu dengan fitur close friend atau tidak. Saya rasa itu tindakan yang kurang bijak, karena jejak digital itu tidak bisa hilang. Akan berbeda jika kita membuat sebuah akun khusus yang tidak ada siapapun di akun tersebut dan menjadikan akun tersebut sebagai arsip pribadi, ya itu silakan.
Namun, sosial media itu penuh risiko. Risikonya adalah jika akun tersebut di-hack diambil alih oleh orang yang tidak bertanggung jawab dan digunakan untuk kejahatan, akan sangat berisiko tentunya.
Saya rasa pentingnya kita harus memahami bagaimana safeguarding ataupun manajemen perlindungan diri ketika berada di sosial media. Safeguarding di sosial media itu itu sangat penting, hal tersebut bisa menyelamatkan kita dari hal-hal yang tidak diinginkan ketika berada di sosial media. Hal yang penting adalah memoderasi unggahan yang dapat diunggah atau tidak.
Jangan pernah mengunggah alamat pribadi, data pribadi, kehidupan yang menjadi privasi. Saya rasa yang tidak boleh dibagikan ialah permasalahan pribadi seperti hal-hal yang bukan untuk konsumsi publik. Hal tersebut benar-benar tidak layak untuk diunggah di sosial media. Salah satu cara yang sangat bijak menurut saya untuk menjaga privasi adalah dengan tidak mengunggah sama sekali, hehe. Banyak sekali orang-orang yang berada di sosial media itu tujuannya terkadang mencari mangsa ataupun menghancurkan hidup orang lain. Agar hidup kita tidak dikacaukan oleh orang lain maka jangan pernah tunjukkan bagian dari diri kita yang berpotensi mengganggu kehidupan kita.
Hal apa sih yang bisa diunggah di sosial media?
Menurut saya yang dapat kita unggah di sosial media adalah hal-hal yang tidak menimbulkan memicu sebuah kejahatan. Memang dan tentu kejahatan itu tergantung dari si pemilik niat tadi, akan tetapi kita dapat mencegah untuk tidak menjadi target kejahatan dengan cara tidak mempertontonkan hal yang saya sebutkan di atas.
Boleh nggak menceritakan pengalaman?
Tentu boleh sekali, tapi perhatikan kalimat-kalimat dan informasi-informasi yang dibagikan. Pengalaman seperti apa yang dapat dibagikan, tentu yang tidak menjadi bumerang bagi kita nantinya. Tujuannya awal untuk berbagi malah kita terkena somasi, ribet kan?
Hal paling bijak ya tidak semua hal diunggah di sosial media. Jika ada orang yang menilai kita tidak melakukan apa-apa hanya karena tidak memunggah di sosial media, ya itu bukan menjadi urusan kita kan?
Salah jika kita menilai seseorang dari sosial media, karena banyak orang-orang yang hebat malah tidak mengunggah apapun di sosial media. Dengan tetap terus berproses, terus bermanfaat bagi sesama dan saya yakin kamu juga bisa bijak untuk terus merasa aman berada di sosial media. Hal yang lebih baik lagi adalah kita sama-sama menciptakan ruang aman di sosial media.
Get notifications from this blog
Halo! Terima kasih sudah membaca.